LATIHAN MENULIS NOVEL
Novel merupakan salah
satu karangan yang membutuhkan waktu panjang untuk menyelesaikannya. Karangan
tersebut harus memeliki karakter dan keunikan yang khas sehingga dapat menarik
pembaca untuk betah berlama-lama membaca tulisan tanpa ada kata "Bosan".
karakter yang kuat dalam tulisan novel akan membuat pembaca merasakan apa yang
dialami tokoh dan larut dalam alur cerita yang dibuat.
Dalam menulis novel, ada
beberapa tips dan trik agar cerita yang dibuat bisa menarik pembaca. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan sebagai latihan
dalam menulis novel.
1. Perbanyaklah membaca
Ketika ingin melakukan
kegiatan menulis, hal pertama yang tidak boleh dilewatkan adalah MEMBACA.
Kenapa membaca begitu penting untuk penulisan novel? hal ini dikarenakan dengan
membaca, sesorang bisa memperoleh banyak kosakata baru yang bisa menjadi
referensi dalam pembuatan ceritanya. Selain itu, dengan membaca, seseorang bisa
mengenal berbagai alur cerita, penciptaan karakter tokoh, maupun macam tata
bahasa yang mudah dicerna dan menarik bagi pembaca.
Buku yang digunakan
sebagai bahan bacaan bisa apa saja dan dari
berbagai macam sumber. lebih dianjurkan untuk membaca buku yang sesuai dengan cerita
yang akan dibuat. misalnya ingin membuat novel romance, maka harus sering membaca
cerita bernuansa romance agar bisa lebih tau
bagaimana karakter cerita romance. Namun, satu hal yan perlu diingat bahwa buku
hanyalah sebagai bahan referensi, jadi jangan sampai cerita yang ada pada buku
malah menjadi batasan imajinasi yang akan menimbulkan plagiasi.
"Seorang penulis
yang tidak mau membaca, berarti dia berharap tulisannya tidak dibaca orang lain"
2. Latihan
bagi penulis pemula,
latihan menulis menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Pada mulanya, tanamkan
terlebih dahulu bahwa kamu menulis bukan karena paksaan, melainkan karena
keinginan dan kecintaanmu terhadap
menulis. Jika sudah seperti itu, maka apapun kondisinya menulis tetap akan
terasa menyenangkan dan bukan menjadi suatu beban.
Agar kemampuan menulis
dapat terus berkembang, kuncinya hanya satu, yaitu "Jangan Berhenti
Menulis". Ya, hanya itu. untuk melatih menulis secara konsisten, bisa
dilakukan dengan menentukan target menulis setiap harinya. Misalnya, dalam sehari
minimal harus mendapatkan 500 kata. hal ini
dilakukan paling tidak selama beberapa minggu dan jangan samapi terlewatkan.
Setelah itu, bisa ditambah lagi jumlah target kata pada minggu-mingggu
selanjutnya.
Konsistensi dalam latihan menulis ini dapat membuat kualitas
menulis seseorang semakin bagus seiring dengan banyaknya latihan. Selain itu,
ketika seseorang sudah sering bergelut dengan kata-kata, maka juga akan
mempermudah dalam penyelesaian suatu tulisan.
3. Menulis Lalu Mengedit
Menulis dan mengedit
adalah dua hal yang sangat berbeda. Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide,
sedangkan mengedit lebih menekankan pada penyempurnaan tulisan. Dalam kegiatan
menulis, sering kali ada beberapa penulis yang menulis ceritanya sekaligus
mengeditnya sekalian. Akibatnya, tulisan yang dibuat tidak kunjung selesai,
bahkan akan sering macet di tengah-tengah cerita. Maka dari itu, kegiatan
menulis dan mengedit ini harus dilakukan secara terpisah.
Ide yang ada dituangkan
terlebih dahulu dalam bentuk tulisan mentah. Dalam
tahap ini, biasanya tulisan masih dalam kondisi yang amburadul (kosakatanya)
namun alur cerita telah rampung. setelah semua ide dikeluarkan, barulah masuk
pada tahapan editing. Tahap editing juga merupakan tahap yang cukup lama dalam
menulis karena dalam tahap ini tulisan yang tidak sesuai bisa dihapus,
ditambahkan, atau diganti. Tahap editing tidak hanya dilakukan selama satu
kalli. Bahkan, banyak penulis terkenal yang melakukan editing sebanyak 9 kali
dalam tulisannya.
4. Tiga Kata Kunci
Bagi penulis pemula, ada
satu latihan yang bisa diterapkan untuk memperlancar dalam menulis karangan,
yaitu dengan menggunakan tiga kata kunci. Tiga kata kunci ditentukan secara
acak serta merupakan suatu hal yang tidak berkaitan. Selanjutnya, buatlah
cerita singkat dari kata kunci tersebut.
contoh:
kata
kunci : Bantal, jeruk, tas
Jeruk yang tadinya membulat utuh,
kini hanya tersisa kulit dengan biji-biji kecil yang berceceran mengitarinya.
Seskali, Tio menyipitkan matanya setelah bulir-bulir jeruk itu luluh lantah di
mulutnya. Dikunyahnya perlahan hingga gigi geliginya terasa ngilu.
Ini adalah jeruk terakhir pemberian
Ninda. Ninda mengirimkan undangan itu bersamaan dengan sebungkus jeruk yang
ditentengnya dalam balutan plastik hitam. Tio yang memang gelagapan ketika
melihat jeruk, tentu tak akan menolak kiriman Ninda yang satu ini.
Tio melumat habis jeruk itu layaknya
kenangan yang ingin ia hapus dari memorinya. Ia tak pernah mengira bahwa Ninda
secepat itu mengiriminya secuil kertas undangan. Kali ini, bukan undangan ulang
tahun layaknya yang Ninda berikan waktu kecil.
Tio menatap sayu pada foto Ninda
dengan dress putih yang menjuntai indah di lekuk tubuhnya. Bukan itu yang
membuat desah nafas Tio tersengal, tapi foto lelaki bertubuh jenjang dengan
perawakan layaknya akademi tentara yang bersanding rapi di dekat Ninda.
Tio meremas erat bantal yang sedari
tadi mematung di dekatnya. Kepalan tangannya kini terjun bebas tepat ke wajah
bantal tak berdosa itu. Hentakan tangannya riuh menggema di kamarnya yang
mungil itu.
Geram. Mungkin itu yang meluap-luap
di hati Tio. Tekad bulatnya kini membakar habis kenangan akan Ninda. Diambilnya
tas selempang hitam berisi kertas-kertas puisi karyanya yang belum sempat ia
bacakan pada Ninda.
Habislah sudah. Habis. Suara meletup
dari gemericik bunga api kini merayap lembut di deretan tinta hitam yang telah
ia remas kumal. Habislah kenangannya sekarang seiring dengan jeruk yang ia
lahap tak tersisa.
Demikianlah beberapa tips dalam
pembuatan novel. Semoga dapat memberikan manfaat. Silahkan share atau berikan
masukan pada kolom komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar